Pada zaman
dahulu kala ada kesatria yang gagah berani bernama Suro Jenggolo. Dia selalu
melakukan perjalanan dengan menunggangi kuda putihnya salah satu hal yang
memudahkan orang mengenalinya adalah topinya, yang menyerupai lupang kenteng.
Suatu hari ia menemukan sebuah hutan yang lebat disana terdapat pohon bambu. Ia
pun mendapat ide untuk mengubah hutan tersebut menjadi wilayah pemukiman warga,
dengan kerja kerasnya akhirnya ia berhasil membuat pemukiman warga.
Pada zaman penjajahan
belanda ketentraman warga mulai terusik karena belanda berusaha menguasai
wilayah tersebut, tapi suro jenggolo tidak tinggal diam ia memimpin warga untuk
mempertahankan wilahyanya. Suatu ketika penjajahan belanda membunuh suro
jenggolo. Dengan memakai topi lumping kenteng dan kuda putihnya ia melarikan
diri dari kejaran para penjajahan belanda. Ia menunggangi kuda putihnya berlari
kencang hingga sampai di suatu kedung yang di sekelilingnya terdapat banyak
pohon bambu. Suro jenggolo langsung membuang topi lumpang kempingnya ketepi
tebing kemudian dia dan kuda putihnya melompat kedalam kedung tersebut.
Para penjajah tidak
berhasi menangkapnya mereka hanya menemukan topi lumpang kenteng yang dipakai
suro jenggolo yang di tepi kedung. Semua pasukan di utus untuk mencarinya dan
menunggu kedung hingga suro jeggolo keluar. Tapi setelah lama mencari dan
menunggu suro jenggolo tidak ditemukan. Akhirnya kabar hilangnya suro jenggolo
terdengar seluruh penduduk desa, mereka menganggap suro jenggolo sudah meninggal,padahal
suro jenggolo belum meninggal, ia pergi ke suatu tempat untuk menyelamatkan
diri, tetapi warga desa sekitar salah pendapat bahwa suro jenggolo menceburkan
dirinya ke sumur, padahal tidak. Ia masih hidup di suatu tempat. Pada suatu
hari suro jenggolo pergi kembali ke desa tersebut dan ingin membunug para
belanda, namun ide suro jenggolo di cium oleh para belanda. Belanda mengetahui
bahwa suro jenggolo masih hidup dan mengejarnya kembali , samapi ke sumur itu
lagi, dan untuk menyelamatkan diri suro jenggolo benar-benar menyeburkan
dirinya ke dalam sumur tersebut dan belanda mengetahuinya sendiri dengan
matanya, lalu berita tersebut di sebar keseluruh desa , dan warga desa
mendengarnya, untuk mengenal jasa-jasa
suro jenggolo akhirya penduduk desa memberi nama desanya dengan nama
KEDUNGPRING, karena suro jenggolo mencebur kedalam kedung yang di sekelilingi
banyak pohon bambu yang bahasa jawa disebut pohon pring.
Apakah ini benar sejarah kecamatan kedungpring kab lamongan.. mohon berikan referensi jelasnya
BalasHapus