Senin, 11 Mei 2015

ASAL USUL DUSUN KEDUNG SUMBER KECAMATAN SUGIO


           Seperti pada umumnya kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat jawa tempo dulu, Penyebutan nama baik terhadap tempat, orang, tumbuhan dan sebagainya didasarkan pada kondisi yang ada pada saat itu (Mengikuti kehidupan mereka).
            “Kedung” Adalah istilah jawa yang artinya lubangan yang sangat dalam atau tanah yang digali sangat dangkal. Dan “Sumber” Adalah istilah jawa yang artinya Munculnya air dari dalam galian tanah. Konon, Kisah pemakaian nama “kedung sumber” ini berawal dari kisah seorang pengembara kerbau. Menurut cerita yang beredar dalam masyarakat, ketika itu ada seorang pak tua yang sedang menggembara kerbau disebuah alas yang terletak di sebela selatannya dusun. Pada saat itu kerbau yang di gembara pak tua kehausan. Dan di alas tempat pak tua menggembara tidak ada air sedikitpun. Penggembara tua itu kebingungan mau mencari air dimana, karena di dalam alas tidak ada sumber mata air. Akhirnya pak tua menemukan ide yaitu dengan menggali tanah dengan tujuan agar bisa mengeluarkan air. Tetapi sangat disayangkan kerja keras pak tua tidak membuahkan hasil, meski galian tanah pak tua sampai puluhan meter tapi air masih tak kunjung keluar.
Kerbau yang digembara pak tua itu marah marah, Kebingungan pak tua semakin menjadi, tetapi Semangat penggembara kerbau itu tidak putus asa sampai disitu, dia menemukan cara baru yaitu membuat lubangan persegi. Lubangan persegi itu dibuat dengan tujuan jika hujan turun maka lubangan persegi terisi dengan air dan bisa di manfaatkan untuk menggembara kerbaunya. Kemudian pak tua menggali lubangan persegi yang cukup luas di tengah alas itu, tak lama kemudian sebelum pak tua menyelesaikan pekerjaanya itu, hujan tiba tiba mengguyur lubangan persegi yang belum terselesaikan oleh penggembara tua itu. Akhirnya seekor kerbau yang digembarainya sangat gembira dan langsung masuk kedalam lubangan persegi tersebut atau dalam istilah jawa sering disebut dengan jublang.
Dari kejadian inilah dusun yang terletak di tengah alas ini dinamai dengan dusun “kedung sumber” yang artinya sebuah dusun yang sangat sulit  didapatkan sumber mata air. Sampai bertahun tahun dari kejadian penggembara tua tersebut, dusun kedung sumber masih sangat sulit untuk mendapatkan air, dan mayoritas masyarakat dusun kedung sumber jika menginginkan air maka harus di dapatkan dari blombang atau jublang, Tetapi sebagian masyarakat kedung sumber yang tergabung masyarakat mampu mereke memanfaatkan air dengan cara pak tua penggembara kerbau tadi yaitu menggalih tanah atau dalam istilah jawa sering disebut pengeboran sedalam 100 meter baru bisa didapatkan sumber mata air dengan merogo kocek sebesar 2juta lima ratus ribuh rupiah pada tahun 2005-an.

0 komentar:

Posting Komentar