Pada zaman dahulu diwilayah Lamongan
banyak hutan-hutan yang begitu angker, masih sedikit penghuninya. Mbah Kuwu
merancang agar hutan-hutan itu menjadi tanah yang berguna bagi kehidupan masyarakat
dan memperluas dusun demi pengembangan Agama Islam.
Ada hutan yang jauh tempatnya. Mbah Kuwu
mendatangi dan membuka hutan itu, dengan keikhlasannya hutan yang lebat menjadi
tanah yang bagus dan berguna untuk lahan pertanian. Didaerah itu Mbah Kuwu
bercocok tanam.
Karena daerah itu tidak ada air, Mbah
Kuwu mencarinya untuk kebutuhan sehari-hari. Secara tidak terduga diperjalanan
bertemu dengan Ki Kasmadi, Mbah Kuwu melihat keadaan sekelilingnya hutan
belantara, hutan yang begitu angker dengan sekejab saja “Bul” = Pragat dan “lak” =
Lalakan/Jauh. Jadilah suatu dusun yang dinamakan Bulak. Ki Kasmdji
ditugaskan oleh Mbah Kuwu sebagai sesepuh Dusun Bulak dengan sebutan Ki Gede
Kasmadi. Disamping itu diberi tanggung jawab untuk mencari air untuk keperluan
masyarakat.
Ki Gede Kasmadi didampingi Nyi Resmi.
Singkat cerita Ki Gede Kasmadi bertemu dengan Nyi Resmi yang menyendiri dengan
senang berternak ayam. Sumur yang didapat oleh Ki Gede Kasmadi adalah kepunyaan
Nyi Resmi yang airnya mengalir terus walaupun musim kemarau yang panjang, yang
sumber airnya dari sumur trusmi.
Nyi Resmi terkenal
karena memelihara ayamnya, ayam kesayangannya ayam jago. Warnanya abang pinatas
(bulu merah yang ekornya ada yang putih). Bunyi ayam itu suaranya nyaring dan
merdu. Kalau jago Nyi Resmi berkokok masyarakat desa itu merasa terharu dan
bisa untuk tetenger waktu. Dan sampai saat ini ayam jago Nyi Resmi
sewaktu-waktu terdengar berkokok walaupun tidak ada rupa tapi ada suara.
0 komentar:
Posting Komentar