Kamis, 14 Mei 2015

Asal usul Desa Wangunrejo


Asal mula nama Dusun Winong,Dusun Pilang dan Dusun Prambon yang sekarang menjadi satu wilayah Desa Wangunrejo Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
Pada waktu itu Desa Wangunrejo dan sekitarnya masih ikut wilayah Kadipaten Sedayu Lawas yang dipimpin oleh seorang Adipati bernama Ronggo Joyo Sasmito. Ketika itu terdengar desas desus dari kawulo alit, bahwa ada segerombolan keraman (begal/penyamun) dari wilayah Kediri yang ingin merebut kekuasaan Kadipaten Sedayu Lawas.
Akhirnya berita itu terdengar sampai ke telinga Adipati Ronggo Joyo Sasmito sendiri. Untuk membuktikannya, Adipati mengutus seorang Mantri beserta bala tentara/prajurit untuk menghadang segerombolan keraman dari Kediri. Berangkatlah Mantri beserta prajurit Kadipaten Sedayu,akan tetapi sebelum berangkat Adipati memberi bekal sebuah keris pusaka Kadipaten Sedayu yaitu Koro Welang. Dan sebagai tunggangannya adalah seekor gajah. Dalam perjalanannya ke selatan sampai di dusun Dangean desa Surabayan, terjadilah penghadangan dan pertempuran dengan keraman yang dipimpin oleh Singo Joyo. Namun saat itu jumlah pasukan  keduanya tidak seimbang. Dengan kata lain, jumlah pasukan Kediri lebih banyak dari Kadipaten Sedayu. Sehingga pasukan Kadipaten Sedayu mundur menuju arah utara untuk mencari tempat yang lebih strategis. Akan tetapi kerangka pusaka yang dibawa oleh Mantri yang terbuat dari kayu Timongo tersebut hilang. Tempat hilangnya kerangka pusaka tersebut diberi nama Pilang untuk sebelah utara (diambil dari kata”hilang”) dan kerangka pusaka yang terbuat dari kayu Timongo tersebut diberi nama Winong untuk sebelah selatan(diambil dari kata”Timongo”).
Akibat dari hilangnya kerangka pusaka tersebut, Mantri semakin bingung. Akhirnya dia mengambil keputusan untuk mundur kembali ke arah barat. Namun pasukan Kediri tetap mengejarnya dan terjadilah pertempuran kembali yang mengakibatkan pusaka Koro Welang hilang serta gajah yang ditungganginya terkena tombak sampai tercabik-cabik (mowol-mowol) dan mati. Di tempat itulah diberi nama”Jawol”(gajah mowol-mowol) yang sekarang menjadi sebuah telaga yaitu Telaga Jawol yang terletak di sebelah selatan desa Geger.
Sang Mantri dan beberapa prajurit yang selamat dari pertempuran itu, lari ke arah utara yaitu ke padang rumput Bogo(rumput berduri). Begitu pula dengan Singo Joyo dan pasukan yang tetap mengejar sang Mantri. Disitulah terjadi pertempuran untuk yang ketiga kalinya, yang mengakibatkan tewasnya sang Mantri dan beberapa prajuritnya. Beliau di makamkan di tempat itu, maka tempat itu diberi nama Bogo Rame yang saat ini menjadi dusun Gorame desa Badurame. Namun ada seorang prajurit Kadipaten Sedayu yang selamat dan melapor ke Adipati Ronggo Joyo Sasmito, bahwa sang Mantri telah gugur di medan perang.
Tanpa pikir panjang, Adipati turun tangan untuk menghadapi Singo Joyo. Singkat cerita, Adipati berhasil membunuh Singo Joyo di sebuah rawa yang embet (lumpur) yang sekarang menjadi dusun Ngembet yang terletak di sebelah barat desa Badurame.
Versi lain dari nama Dusun Prambon Desa Wangunrejo. Konon cerita dusun tersebut tempatnya sapi-sapi yang siap dikirim ke wilayah Lamongan dan Gresik. Namun sebelum tiba di tempat tujuan, sapi-sapi itu diistirahatkan dan dipelihara di tempat peristirahatan (kandang), karena orang dahulu membawa sapi-sapinya dengan jalan kaki(tidak naik kendaraan seperti sekarang). Lalu orang Jawa menyebutnya tempat sapi rambon.Maka orang sekitar menyebutnya Prambon. Yang sampai saat ini diberi nama dusun Prambon.
Itulah sejarah terbentuknya desa Wangunrejo. Dalam artian Wangun (tatanan,kesatuan) dan Rejo(aman,ramai,damai dan asri). Dengan kata lain Wangunrejo adalah sebuah kumpulan atau satuan dari tiga dusun yang mengutamakan unsur kesatuan demi mewujudkan kesejahteraan dan kedamaian.

0 komentar:

Posting Komentar