Selasa, 12 Mei 2015

Asal Usul Desa Pangkatrejo


Pada zaman dahulu kala, tepatnya disuatu daerah tinggallah seorang lelaki tua. Dia tinggal seorang diri sebab istrinya telah lama meninggal dunia. Lelaki tersebut hidup dengan sederhana dan seadanya. Rumah yang ditempatinya sudah reok termakan usia.
Daerah yang ditempatinya jauh dari hiruk-pikuk keramaian. Ditempat itu pula dia mengabdikan dirinya untuk kepentingan bersama. Tempat yang begitu indah dan tentram. Orang-orang disekitarnya memanggil lelaki tua tersebut dengan nama Mbah Saeban.
Mbah Saeban juga berjasa dalam ketentraman dan kejayaan serta kemakmuran. Sebab dalam perjalan hidupnya beliau menemukan empat tempat sekaligus, yang pertama beliau beri nama BILO, yang kedua beliau beri nama TUYOH, yang ketiga beliau beri nama DUREG, dan yang keempat  beliau beri nama SEBAN.
Seban merupakan nama tempat pertama yang ia temukan, sesuai namanya yaitu Saeban menjadi SEBAN.
Pada malam hari sangat gelap namun berbeda dengan malam hari lainnya, karenanya Mbah Saeban menyalakan UBLIK,  dari lampu ublik tersebut terdapat empat elemen yang saling terikat satu sama lainnya. Keempat elemen tersebut yaitu JADUG,TELUPAKKAN,LENGO,dan UCENG.
JADUG merupakan lampu obor sebab pada zaman dahulu belum ada listrik, TELUPAKKAN merupakan tempat untuk menaruh bahan bakar berupa minyak gas agar JADUG menyala, sedangkan LENGO yaitu minyak gas,  serta UCENG ialah benda untuk menyalakan JADUG, UCENG sama seperti sumbu pada kompor gas.
Dari keempat elemen tersebut, Mbah Saeban menyebarkannya ke masing-masing dusun. Jadug beliau tempatkan di dusun Bilo, Telupakkan ia tempatka di dusun Tuyoh, Lengo ia tempatkan di dusun Dureg, dan Uceng ia tempatkan di dusun Seban.
Sebelumnya Bilo juga memiliki sejarah, yaitu pada saat terdapat wali dia menionggalkan bajunya di sebuah Telaga selama bertyahun-tahun,setelah mengunjunginya dia heran sebab bajunya tidak hilang sampai ala dalam bahasa indonesia artinya jelek. Maka dari itu kata bilo berasal dari kata ala.
Dan karena jasanya Mbah Saeban dikenang sampai sekarang dengan adanya sebuiah makam Mbah Saeban dijaga selama bertahun-tahun hingga  saat ini juga.

Narasumber: Mbah Tarjo

0 komentar:

Posting Komentar