Pages - Menu

Pages

Senin, 11 Mei 2015

SEJARAH DESA NGAMBEG


Dahulu kala ketika zaman kerajaan mataram islam telah ada sebuah desa disebelah selatan bengawan solo yang bernama “Karang panggang”. Desa ini sangat terpencil diantara dua hutan yaitu hutan”Wono Rejo dan Hutan Babatan” yang saat ini telah menjadi sebuah dusun bentol bagian dari desa ngambeg, dan desa Babat Kumpul. Didesa Karang Panggang ini kehidupan sangat tenang dan toleransi terhadap sesama dan budaya sangat tinggi dan mempunyai peradaban yang sangat mulia
            Suatu ketika disebuah desa yang sejahtera dan penuh kedamaian lahirlah seorang pemuda yang terkenal agak Bengal dan bandel, tapi sangat sakti mandraguna, dengan sifat yang ugal-ugalan pada waktu itu dan oleh para tokoh desa Karang Panggang dianggap bertingkah yang tidak pantas maka pemuda itu diusir dari desa, dengan berat hati pemuda ini (yang sampai saat diketahui sebagai Mbah Langkir) harus meninggalkan desa yang sangat dicintainya sehingga dia harus bermalam dan berteduh di pepohonan hutan jati di sebelah timur Desa Karang Panggang dengan kesaktian yang dimiliki pemuda itu akhirnya mengembara bertahun-tahun dan akhirnya kembali kehutan (tempat pembuangannya) dengan membawa seorang istri dan teman-temanya.
            Waktu terus berjalan dan akhirnya hutan yang selama ini ditempati oleh pemuda itu dirubah menjadi suatu perkampungan yang ramai sehingga banyak pemuda dari Desa Karang Panggang yang ikut bergabung kepada pemuda itu.ternyata dendam pemuda yang diusir dari Desa itu tidak pernah padam sehingga suatu saat dia memimpin penyerangan ke Desa Karang Panggang dan membakar semua rumah yang ada di Desa tersebut. Banyak warga yang mengungsi keluar dari Desa dan banyak pula Warga Desa Karang Panggang yang ikut menyatu dan bergabung pada pemuda itu. Sehingga saat itu desa Karang Panggang hancur menjadi debu dan sampai saat ini tak berbekas sebuah Desa Karen Asaat ini tempat desa tersebut dijadikan makam (Makam Kulon) dekat dengan lapangan sepak bola
            Dan waktu terus berjalan pemuda itu akhirnya wafat dan belum sempat memberikan nama pada Desa tersebut dan sekarang makamnya ditempatkan bersebelahan dengan istri tercintanya yang oleh warga desa saat ini disebut makam ”Mbah Langkir” ada disebelah timur Desa berbatasan dengan Desa Padengan Ploso.setelah wafatnya Mbah Langkir terjadilah perselisihan diantara tokoh-tokoh masyarakat untuk memilih pemimpin baru yang pada saat itu di zaman penjajahan belanda. Belanda hanya memfasilitasi dan tidak menunjuk pemimpin baru dan diantara tokoh-tokoh yang terkenal saat itu adalah Mbah Agung beliau terkenal sangat arif dan bijaksana dan sangat sidik paningal sehingga masyarakat pada saat itu memilih Mbah Agung menjadi Patinggi atau Petinggi dan sekaligus memberi nama Desa tersebut dengan “Desa Ngambek”.karena orang-orangnya mudah sekali tersinggung,marah,dan suka berkelahi. Dan sejak kejadian tersebut sampai sekarang nama Desa Ngambek tetap digunakan, tetapi tahun demi tahun tidak perkelahian atau masalah lagi seperti halnya sejarah Desa Ngambeg yang dulu. Dan seiring berjalannya dari waktu kewaktu rasa kerukunan dan gotong royong di Desa Ngambek semakin terikat.

3 komentar: