Penelitian tim yamasta
(beranggotakan sarnawi ,sofyan ,drs matrais), baru-baru ini, setelah menemukan
situs makam kerabat gajah mada di
desa
modo lamongan selatan dilanjutkan kewilayah lamongan tengah yaitu
diwilayah”bengawan jero” dan justru menemukan situs makam kerabat gajah mada
didesa modo lamongan selatan, dilanjutkan kewilayah lamongan tengah yaitu
diwilayah tengah’’ bengawan jero”dan justru menemukan”situs dasyat .yaitu desa
lukman hakim, yang dizaman orde baru diubah oleh pejabat ABRI menjadi”Luk Rejo”
dan kini oleh masyarakat biasa disebut desa ‘Ngeluk’
Desa
Luk Rejo diperkirakan oleh sarnawi didirikan pada tahun-tahun akhir majapahit
atau abad 14-15 M, berdasarkan temuan tim yamasta, yakni batu bata zaman
majapahit dan keramik direruntuhan komplek makam didesa Luk Rejo, yang
diperkirakan beredar dizaman majapahit(beberapa makam panjang juga menunggu
diteliti lebih lanjut) “dulu pernah ada penduduk yang membongkar makam panjang
atas sepengetahuan lurah lama, namun ketika diketahui bahwa kerangkan jenazah
itu panjangnya 3m, maka dimakamkan lagi katrena semua pada takut “, tutur pak
mantan yang merupsakan nama panggilasn mantan lurah sebelum kepala desa yang
sekarang
Yang
luar biasa adalah tokoh grafi desa ‘eks lukman hakim’.peta lama yang diingat-ingat
lalu digambarkan oleh pak mantan dalam secarik kertas adalah berbentuk botol,
semua tepi desa tertutup sungai dan timbunan bambu dan hanya ada satu jalan
keluar desa. Nama desa yakni lukman hakim untuk ukuran zaman majapahit
tergolong luar biasa karena mampunyai nama islam ketika kuasaan ada ditangan
rezim Hindu Budha. Simpul sarnawi arkeolog dari numismatik membuat penilaian
“desa itu yang terletak di kecamatan kalitengah kabupaten lamongan(wilayah
tengah) memang lain dari desa yangn lain mempunyai bentuk yang ajaib, yakni
berupa desa yang dikelilingi parit dan benteng bata dan hanya mempunyai satu
jalan keluar.
Hal itu masih bisa dilihat jelas ketika kita menggogling
dengan” teknologi google earth”. Tentu saja yang terekam sekarang adalah bentuk
yang sekarang yang sudah rusak, karena ada penambahan jalan keluar namun secara
garis besar masih nampak bentuknya imbuh Viddy Ad Daery, budayawan nusantara
asal lamongan. Ketika tim yamasta kelapangan tampak bekas pertahan 3 posko
yakni posko kanan dan kiri desa dan posko belakang desa dan sampai saat ini
posko tersebut tetap digunakan dan nama desa itu tetap dijadikan patokan untuk
desa tersebut
Apa bukti ontentik yang bisa saya ketahui.. ?
BalasHapus