Pages - Menu

Pages

Senin, 11 Mei 2015

SEJARAH DESA LUKREJO


Penelitian tim yamasta (beranggotakan sarnawi ,sofyan ,drs matrais), baru-baru ini, setelah menemukan situs makam kerabat gajah mada di desa modo lamongan selatan dilanjutkan kewilayah lamongan tengah yaitu diwilayah”bengawan jero” dan justru menemukan situs makam kerabat gajah mada didesa modo lamongan selatan, dilanjutkan kewilayah lamongan tengah yaitu diwilayah tengah’’ bengawan jero”dan justru menemukan”situs dasyat .yaitu desa lukman hakim, yang dizaman orde baru diubah oleh pejabat ABRI menjadi”Luk Rejo” dan kini oleh masyarakat biasa disebut desa ‘Ngeluk’
            Desa Luk Rejo diperkirakan oleh sarnawi didirikan pada tahun-tahun akhir majapahit atau abad 14-15 M, berdasarkan temuan tim yamasta, yakni batu bata zaman majapahit dan keramik direruntuhan komplek makam didesa Luk Rejo, yang diperkirakan beredar dizaman majapahit(beberapa makam panjang juga menunggu diteliti lebih lanjut) “dulu pernah ada penduduk yang membongkar makam panjang atas sepengetahuan lurah lama, namun ketika diketahui bahwa kerangkan jenazah itu panjangnya 3m, maka dimakamkan lagi katrena semua pada takut “, tutur pak mantan yang merupsakan nama panggilasn mantan lurah sebelum kepala desa yang sekarang
            Yang luar biasa adalah tokoh grafi desa ‘eks lukman hakim’.peta lama yang diingat-ingat lalu digambarkan oleh pak mantan dalam secarik kertas adalah berbentuk botol, semua tepi desa tertutup sungai dan timbunan bambu dan hanya ada satu jalan keluar desa. Nama desa yakni lukman hakim untuk ukuran zaman majapahit tergolong luar biasa karena mampunyai nama islam ketika kuasaan ada ditangan rezim Hindu Budha. Simpul sarnawi arkeolog dari numismatik membuat penilaian “desa itu yang terletak di kecamatan kalitengah kabupaten lamongan(wilayah tengah) memang lain dari desa yangn lain mempunyai bentuk yang ajaib, yakni berupa desa yang dikelilingi parit dan benteng bata dan hanya mempunyai satu jalan keluar.
            Hal itu masih bisa dilihat jelas ketika kita menggogling dengan” teknologi google earth”. Tentu saja yang terekam sekarang adalah bentuk yang sekarang yang sudah rusak, karena ada penambahan jalan keluar namun secara garis besar masih nampak bentuknya imbuh Viddy Ad Daery, budayawan nusantara asal lamongan. Ketika tim yamasta kelapangan tampak bekas pertahan 3 posko yakni posko kanan dan kiri desa dan posko belakang desa dan sampai saat ini posko tersebut tetap digunakan dan nama desa itu tetap dijadikan patokan untuk desa tersebut

1 komentar: