Dulu sekitar tahun 1080
ketika sebagian dari bumi masih berwujud hutan yang lebat, seorang kakek tua
yang bernama Ki Garyo yang terkenal ramah, baik dan sopan dan ia memiliki
beberapa keturunan diantaranya adalah Ki Kertek.
Suatu
hari Ki Kertek pergi kesuatu tempat. Di sebuah tempat tersebut Ki Kertek
menemukan sebuah makam yang tidak dikenal. makam itu dianggapnya makam orang
yang sakti karena jika orang atau binatang yang bukan keturunan dari Ki Kertek
lewat disekitar makam itu maka orang atau binatang tersebut akan terkena
sambikolo. Akan tetapi jika orang yang lewat tersebut keturunan dari Ki Kertek
maka tidak mengalami masalah apapun atau dalam bahasa jawa tidak terkena
sambikolo. Oleh sebab itu Ki Kertek dianggap sebagai orang yang Berjaya atau
dalam bahasa jawa JOYO.
Ki
Kertek ingin mendirikan suatu dusun kecil sebagai tempat hunian warga. Dia
akhirnya menebang semua pohon dihutan yang lebat itu. Hari demi hari akhirnya
semua pohon berhasil ditebang dan akhirnya terbentuklah lahan kosong yang siap
dihuni sebagai sebuah dusun. Para warga pun satu per satu mulai membangun
hunian-hunian mereka dilahan tersebut.
Hingga
akhirnya rumah demi rumah sederhana berhasil berdiri dalam sebuah dusun dn
warga pun satu per satu mulai menjalani aktifitas mereka didusun tersebut .hal
ini sekaligus mewujudkan cita-cita Ki Kertek. Karena Ki Kertek adalah seorang
sesepuh didusun tersebut dan ia dianggap orang yang Berjaya atau dalam istilah
bahasa jawa disebut “JOYO”
Setelah
beberapa waktu berlangsung, suatu hari Ki Kertek berkunjung kerumah sanak
saudaranya bernama Ki Darmo yang berada di daerah Trowulan Mojokerto tepatnya
didusun Merjoyo. kemudian Ki Kertek dan Ki Darmo ingin dusun yang mereka
dirikan memiliki nama yang sama. Akhirnya Ki Kertek dan Ki Darmo sepakat
memberi nama dusun Merjoyo.
Setelah
beberapa tahun berlangsung, tepatnya pada jaman penjajahan belanda, kehidupan
warga berubah drastis. Terjadi banyak peperangan dan penindasan pada warga.
Kemudian setelah warga mulai mengenal politik, mulailah dibentuk
perangkat-perangkat dusun dan para pimipinnya. Dan yang menjadi kepala dusun
atauyang lebih yang dikenal bapak polo adalah bapak Kertek
Dan
ketika bapak Kertek sudah meninggal, kepemimpinannya digantikan oleh anaknya
yang bernama bapak jarwo, karena warga ingin terus Berjaya sehingga para warga
sepakat memilih kepala dusun yang berasal dari keturunan Ki Kertek. Namun
seiring berjalannya waktu, warga desa merjoyo tidak menganut kepercayaan itu
lagi.
Disamping
itu, didusun merjoyo terdapat pohon yang bersejarah. Pohon-pohon itu bentuknya
besar yang dikenal keramat dan angker oleh warga dusun merjoyo. Pohon itu
diberi nama “POTHOK”.
Dan
saat ini nama Desa Merjoyo itu tetap digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar